Serunya Bermain Paragliding Dan Menjelajahi Pantai Pandawa di Bali

Jakarta - Bali memang tak pernah berhenti menyajikan kekayaan alam, budaya, dan banyak keunikan lainnya. Gugusan pesisirnya beragam mulai dari tebing, pegunungan, hingga hamparan pantai berpasirnya yang menyorot perhatian dunia.

Salah satunya Pantai Pandawa, bersantai dan menghabiskan penat di pantai ini memang tiada duanya. Namun kali ini menikmatinya dengan wahana yang melahirkan sudut pandang existed keindahan Pantai Pandawa, surga di Kuta Selatan.

Inilah paragliding, sebuah olahraga ekstrem dengan melayang di udara tanpa bantuan mesin. Parasut raksasa inilah yang menjadi wahana keseruan menantang adrenalin.

Hanya dengan bantuan angin, tubuh dibawa melayang melintasi gugusan tebing dan pasir putih Pantai Pandawa. Melihat ke Selatan, nampak hamparan lautan biru luas sejauh mata memandang. Seolah tak ingin beranjak menyusuri keindahan Pantai Pandawa dari udara.

Bagi pecinta wahana ekstrem, paragliding memanglah olahraga yang menyenangkan. Namun tak semudah kelihatannya, banyak orang awam yang ketakutan dibuatnya.

Paragliding atau Paralayang pada umumnya dilakukan di daerah pegunungan. Angin yang lebih stabil dengan medan yang hanya daratan. Olahraga paragliding di Pantai Pandawa akan semakin menantang, berhadapan langsung dengan luasnya Samudera Hindia dengan ombak ganasnya.

Gugusan pantai pandawa yang berbukit menjadikan lokasi ini memungkinkan untuk dilakukan Paragliding. Yang paling populer ialah Bukit Timbis di Kutuh, Kuta Selatan, Badung, Bali. Bukit Timbis bersandingan di sebelah timur bukit Pandawa. Berhadapan langsung dengan laut dan memiliki ketinggian 110 meter di atas permukaan laut.

Sang pemain paragliding professional begitu lancar menguasai parasut yang sangat lebar. Lain halnya dengan para pemula yang harus didampingi oleh pilot ahli. Ritme detak jantung meningkat cepat, seiring parasut dibentangkan melawan angin dari lautan.

Terhempas, bak jatuh dari ketinggian namun masih tertahan oleh parasut raksasa sepanjang 10 meter. Mengandalkan hempasan angin pantai, parasut masih melayang dengan indahnya di atas Pantai Pandawa.

Tuas tali di tangan kanan dan kiri menjadi pengendali parasut. Bergerak maju, berbelok, hingga mengatur ketinggian terlebih saat hendak melakukan pendaratan.

Rasa takut dan was-was seketika sirna, tergantikan dengan perasaan bahagia. Menikmati keindahan Pantai Pandawa sekaligus merasakan sensasi melayang di atas udara. Seakan tak ingin beranjak dari momen indah nan langka ini.

Momen yang singkat harus benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dari atas ketinggian nampak samar geliat pariwisata dan masyarakat Kuta. Jika arah angin lurus dari selatan, penerbang dapat menyusuri wilayah Uluwatu dengan keindahan puranya di pesisir laut.

Atau bisa melihat jajaran rental property dengan perpaduan alamnya yang indah di wilayah Nusa Dua. Perlengkapan sudah memadai, mulai dari set parasut, keamanan, overview, hingga dokumentasi. Perbanyak abadikan momen saat di udara sembari menikmati keindahan Pantai Pandawa.

Tak hanya pantai dan perbukitannya, dari ketinggian lebih dari 200 meter, pemandangan berpetak-petak sawah akan semakin memanjakan mata. Namun parasut tak bisa terbang lebih lama lagi. Satu kali penerbangan hanya berlangsung selama 15 menit saja. Kini saatnya sang pilot melakukan pendaratan di tanah lapang.

Mendarat lebih mendebarkan sensasinya daripada lepas landas. Seolah jantung masih tertinggal di udara, parasut turun dengan cepatnya ke daratan. Kaki harus siap dan waspada.

Sang pilot berusaha melakukan pendaratan semulus-mulusnya. Jika ujung kaki telah menyentuh tanah, seketika harus melangkahkan kaki seirama dengan laju turunnya parasut.

Sungguh pengalaman yang menakjubkan, perpaduan antara keindahan alam Bali dengan wahana paragliding yang penuh adrenalin. Hanya dengan Rp 750 ribu untuk wisatawan lokal dan 1.5 juta bagi wisatawan mancanegara, sensasi memacu adrenalin dan menikmati keindahan Pantai Pandawa bakal terbayar lunas.