Beberapa Fakta Tentang Jalan Cadas Pangeran di Sumedang Jawa Barat
Jakarta - Nama Cadas Pangeran mendadak menjadi perbincangan publik usai beredarnya kabar seorang lelaki hilang di sana. Lelaki bernama Yana Supriatna warga Dusun Babakan Regol dilaporkan hilang di sekitar Cadas Pangeran, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Rabu, 17 November 2021.
Terlepas dari perisriwa itu, Jawa Barat memiliki banyak nama jalan yang
terkenal, salah satunya Cadas Pangeran. Jalur jalan tersebut merupakan
jalan raya nasional yang menjadi bagian dari jalan raya pos yang
membentang dari Anyer di Banten hingga Panarukan di Banyuwangi, Jawa
Timur.
Pembangunan jalan tersebut dimulai pada 1808 semasa Gubernur Jenderal
Herman Willem Daendels berkuasa di tanah Hindia Belanda pada 1808-1811.
Pembangunan jalan raya pos itu memiliki panjang 1.044 kilometer.
Pembangunan jalan pos itu banyak memakan korban jiwa warga pribumi di
tanah jajahan akibat sistem kerja paksa. Di antara banyak tempat yang
memakan korban jiwa adalah pembangunan jalan raya pos adalah Cadas
Pangeran.
Melansir dari laman dbmtr.jabarprov.go.id, Kamis (18/11/2021), berikut fakta-fakta menarik tentang Cadas Pangeran.
Kelokan Tajam dan Turunan Curam
Cadas Pangeran terletak sekitar tujuh kilometer di barat daya Kota Sumedang, Jawa Barat. Ia menjadi bagian dari jalan raya yang menghubungkan poros Bandung-- Sumedang-- Majalengka-- Cirebon.
Jalan Cadas Pangeran sepanjang tiga kilometer yang mulai dibangun tahun 1809 itu memiliki tikungan berkelok tajam. Tak hanya itu, Cadas Pangeran juga memiliki sejumlah tanjakan dan turunan curam.
Atas dan Bawah
Jalan Cadas Pangeran terbagi jadi dua atas dan bawah. Cadas Pangeran
atas dibangun semasa Deandels, sedangkan Cadas Pangeran bawah dibangun
ketika Sumedang dipimpin oleh Pangeran Aria Soeria Atmadja pada 1908.
Pemerintah sempat bermaksud menghidupkan kembali jalan Cadas Pangeran
lama dengan cara memperlebarnya. Namun, dalam proses pelebaran jalan
Cadas Pangeran atas, terjadi bencana longsor. Kini, Cadas Pangeran bawah
memiliki lebar sampai 12 meter, sehingga leluasa dilalui kendaraan
besar sekalipun.
Road Contilever Construction
Bencana longsor mengakibatkan kawasan Cadas Pangeran tidak bisa dilalui
kendaraan sehingga jalan Sumedang-- Bandung lumpuh. Hanya kendaraan
kecil yang dipebolehkan masuk ke jalur alternatif Citali-- Rancakalong--
Sumedang.
Pelebaran jalan Cadas Pangeran bawah pun dilakukan dengan
menggunakan sistem Road Contilever Construction. Penggunaan sistem itu
menghasilkan badan jalan menjadi lebih lebar dan seperti menempel pada
tebing karena disangga pelat beton bertulang.
Patung
Cadas Pangeran dikenal sebagai peristiwa perlawanan antara Bupati
Sumedang Pangeran Kusumadinata IX atas ambisi Deandels untuk membangun
jalan antara Anyer dan Panarukan. Mereka akhirnya bertemu saat
pembangunan jalan tersebut.
Salah satu yang juga terkenal di Cadaas Pangeran adalah patung
bersalaman. Mereka adalah patung Bupati Sumedang Pangeran Kusumadinata
atau Pangeran Kornel dengan Gubernur Jenderal Herman Willem Deandels.
Komentar
Posting Komentar